Laman

Sabtu, 27 Oktober 2012

DALAM PERJALANAN PULANG


Bukan karena sok alim atau bukan karena tulisan ini akan dibaca oleh orang lain. Sebenarnya
aku tidak terbiasa duduk berdampingan dengan seorang perempuan didalam sebuah angkutan umum. Namun hari itu, mengingat bus jurusan bogor hanya tinggal ada satu-satunya, dan tempat duduk yang masih kosong hanya ada di situ. Maka aku coba untuk memberanikan diri, duduk disebelah perempuan yang sebelumnya belum aku kenal. Perasaanku bertambah kikuk, setelah aku tahu bahwa perempuan yang duduk di sampingku itu berwajah cantik dan lembut.
Dalam keheningan waktu yang panjang, tiba-tiba perempuan cantik itu melirik kearahku dan berkata, “jenuh juga yah perjalanan ini” katanya seraya menatap tajam ke arahku. Aku hanya bisa menganggukan kepala, tanpa mampu untuk menjawab pertanyaannya. Namun aku merasa berdosa, jika harus membiarkan perempuan itu diam dalam kesendirian dan keheningan, aku takut ia tersinggung dengan sikapku, maka aku  coba memberanikan diri untuk berkata kepadanya, “oh iyah hampir lupa, perkenalkan bu, nama saya Hendra, kalau boleh tahu, ibu ini siapa yah” kataku tersendat-sendat.
Perempuan itu tidak langsung menjawab, ditariknya nafas dalam-dalam, kemudian barulah ia berkata, “aku adalah hamba Allah yang berwujud manusia. Anak dari kedua hamba Allah. Adik dari ke delapan hamba Allah. Istri dari seorang hamba Allah, dan ibu dari empat orang hamba Allah”. “maksud ibu” tanyaku agak bingung, “aku berasal dari Allah, kali ini sedang di uji diatas muka bumi ciptaan-Nya, aku berharap, semoga nanti bisa bertemu kembali dengan Allah” jawab perempuan itu sambil terus menatapku dengan sorot matanya yang tajam..
kok semua yang ibu katakan selalu disangkut pautkan dengan Allah?” tanyaku aga sedikit takut. “hanya kepunyaan Allah apa-apa yang ada di langit dan dibumi, termasuk saya dan anda” jawab perempuan itu seraya melihat jam tangannya. “lalu untuk apa ibu pergi ke bogor?” tanyaku lagi. “hanya satu yang saya cari di bogor, dan hanya itu pula yang selama ini saya cari” jawabnya mengundang misteri, “apa yang ibu cari” tanyaku semakin ingin tahu, “kasih sayang Allah” jawabnya singkat. “hanya itu?” tanyaku. “yah, hanya itu” jawabnya singkat pula. “memangnya kenapa?” tanyaku lebih bersemangat. “dunia dan seluruh isinya tidak akan mampu memberi kebahagiaan tanpa kasih sayang-Nya, surga tidak akan mampu memberi kenikmatan tanpa kasih sayang-Nya, bahkan neraka tidak akan rela menjilat tubuh orang yang dikasihani dan disayangi oleh Allah” jawabnya panjang lebar. “lalu dengan cara apa ibu mencari kasih sayang Allah itu” tanyaku lebih dalam, “dengan mengerjakan apa-apa yang telah diperintakan-Nya, dan menjauhi apa-apa yang telah menjadi larangan-Nya” jawab perempuan itu menggetarkan hatiku.
Aku terdiam mendengarkan kata-kata itu, bahkan aku merasa takut dan sedikit ngeri dengan kewibawaan perempuan yang duduk disampingku. Kulayangkan mataku ke langit-langit bus yang sedang melaju kencang, kemudian kupejamkan sejenak untuk merenungi kata-kata perempuan itu. Aku semakin ketakutan. Kubuka kembali kedua mataku yang terpejam, kupalingkan pandanganku ke arah jalan yang licin, aku rasa perempuan itu terus menatap tajam kearahku, dan aku tidak berani untuk memperhatikannya lagi. Tiba-tiba bus yang kutumpangi oleng kesebelah kanan, semua penumpang yang ada menjerit histeris ketakutan. Dan bus itu meluncur kesebuah jurang yang dalam. Aku takdapat lagi mengingat  kejadian selanjutnya. Namun ketika aku membuka mata, aku lihat perempuan yang duduk disampingku tadi berdiri tidak jauh dari tubuhku yang berlumuran darah. Ia tersenyum manis, dan aku berbisik dalam hatiku sendiri,  “”yaa Allah, ternyata perempuan cantik itu adalah sang malaikat maut yang hendak membawaku pergi untuk selama-lamanya”.

Tidak ada komentar: