ISYARAT BISU

Hari itu aku betul-betul emosi, karena tidak disangka-sangka pada ari itu aku akan mendapat tugas berat dari pimpinanku sendiri. Jangankan

  harus kuselesaikan sendiri, biar dibantu oleh seluruh pegawai kantor-pun, rasanya tugas yang harus kuselesaikan itu tidak akan dapat dikerjakan.

Dalam kemarahan dan kejengkelan itu aku duduk bersandar di kursi kerjaku, nafasku terasa berat, sedangkan mataku tanpa kubimbing menatap keara putaran jarum jam dinding yang ada diruangan itu. aku teringat pada cerita orang tuaku, saat jam tangan  mulai dirakit ole sang penemunya.

Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. "Hai jam, apakah kamu sanggup untuk berdetik 31.,104.,000 kali selama setahun?"   "Ha?," kata jam terperanjat, "Mana sanggup saya?" "Bagaimana kalau 86.,400 kali dalam sehari?" tanya  si pembuat jam. "Lapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum yang ramping-ramping seperti ini?" jawab jam penuh keraguan."Bagaimana kalau 3.,600 kali dalam satu jam?" rayu si pembuat jam. "Dalam satu jam harus berdetik 3,600 kali? Banyak sekali itu" tetap saja jam ragu-ragu dengan kemampuan dirinya. Tukang jam dengan penuh kesabaran kemudian berkata lagi kepada si jam. "Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetik satu kali setiap detik?"  "Oh, kalau begitu, aku sanggup!" kata jam dengan penuh semangat.. Maka, setelah selesai dibuat, jam itu berdetik satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa kerana ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetik tanpa henti. Dan itu berarti ia telah berdetik sebanyak 31,104,000 kali.

Aku tersenyum dan memulai mengerjakan tugas yang diberikan oleh pimpinanku tadi. Aku berpikir bahwa tugas itu sangatlah mudah dan ringan, hingga akhirnya, dalam waktu yang telah disepakati, ternyata tugas yang berat itu berhasil aku selesaikan. Pimpinanku terlihat sedikit heran, dan mulai saat itu, ia senantiasa melibatkan aku dalam setiap pekerjaan yang dia anggap membutuhkan bantuan dari aku.