Laman

Selasa, 01 Juli 2014

PUISI GELAP



Dalam hening,
Dalam diam,

Aku bertapa
pada gelapnya malam,
Saksikan awan yang takmau pergi,
Halangi bulan-halangi bintang,
Halangi pandangku yang merindukan datangnya terang...

Aku yang telanjang dada di puncaknya malam,
Menengadahkan wajah menatap langit,
Bertanya pada diriku sendiri,
Adakah engkau yakin wahai hendra,
Bahwa suatu saat nanti,
Langit itu akan terbelah ?????

Sejenak aku merunduk,
Kemudian memalingkan wajah ke arah lain,
Namun tanya masih saja kudengar,
Adakah engkau yakin wahai hendra,
Bahwasannya gunung yang engkau lihat itu,
Suatu saat nanti,
Akan hancur berkeping-keping ???

Dalam hening,
Dalam gelap,
Aku tatap tubuhku yang telanjang dada,
Kemudian tersenyum dalam segurat tanya,
Boleh jadi,
Mereka akan berkata,
Bahwa saat ini aku sedang bimbang,
Atau mungkin sedikit gila....

Aku tidak perduli,
Waktu yang tersisa di ujung malam ini,
Akan aku gunakan untuk meminta pada Tuhanku,
Ijinkan aku pergi dari dunia ini,
Sebelum langit yang aku lihat kini terbelah,
Sebelum gunung-gunung yang aku lihat kini hancur berkeping-keping...

Aku tidak sedang gundah-gulana,
Aku tidak sedang prustasi,
Akupun masih memiliki akal sehatku,
Walau entah mengapa aku ingin merangkai asa,
Dalam puisi gelap di malam yang aku tapaki...

Tidak ada komentar: