Dalam
hening,
Dalam
diam,
Aku
bertapa
pada gelapnya malam,
Saksikan
awan yang takmau pergi,
Halangi
bulan-halangi bintang,
Halangi
pandangku yang merindukan datangnya terang...
Aku
yang telanjang dada di puncaknya malam,
Menengadahkan
wajah menatap langit,
Bertanya
pada diriku sendiri,
Adakah
engkau yakin wahai hendra,
Bahwa
suatu saat nanti,
Langit
itu akan terbelah ?????
Sejenak
aku merunduk,
Kemudian
memalingkan wajah ke arah lain,
Namun
tanya masih saja kudengar,
Adakah
engkau yakin wahai hendra,
Bahwasannya
gunung yang engkau lihat itu,
Suatu
saat nanti,
Akan
hancur berkeping-keping ???
Dalam
hening,
Dalam
gelap,
Aku
tatap tubuhku yang telanjang dada,
Kemudian
tersenyum dalam segurat tanya,
Boleh
jadi,
Mereka
akan berkata,
Bahwa
saat ini aku sedang bimbang,
Atau
mungkin sedikit gila....
Aku
tidak perduli,
Waktu
yang tersisa di ujung malam ini,
Akan
aku gunakan untuk meminta pada Tuhanku,
Ijinkan
aku pergi dari dunia ini,
Sebelum
langit yang aku lihat kini terbelah,
Sebelum
gunung-gunung yang aku lihat kini hancur berkeping-keping...
Aku
tidak sedang gundah-gulana,
Aku
tidak sedang prustasi,
Akupun
masih memiliki akal sehatku,
Walau
entah mengapa aku ingin merangkai asa,
Dalam
puisi gelap di malam yang aku tapaki...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar